Bertarung dengan Waktu, Demi Istri yang Terbaring Sakit, Botol bekas adalah harapan untuk kesembuhan Istrinya.
Abah Idris, seorang lelaki renta yang tak pernah lelah berjuang meski tubuhnya mulai rapuh dimakan usia. Setiap pagi, Abah berangkat membawa karung besar di punggungnya, menyusuri jalan-jalan dan pinggiran kebun untuk mencari botol bekas. Kadang, jika ada yang memanggil, ia menjadi buruh tani—upahnya hanya cukup untuk membeli beras seadanya.

Namun, di balik langkahnya yang pelan, Abah menyimpan kegelisahan besar. Di rumahnya yang sederhana, sang istri terbaring lemah. Stroke dan komplikasi membuatnya tak berdaya, hanya bisa menatap langit-langit rumah sambil menahan sakit. Abah sudah lama ingin membawanya ke rumah sakit, tapi jangankan biaya berobat, untuk makan sehari-hari saja kadang tak terpenuhi.

Setiap botol bekas yang ia pungut, setiap keringat yang menetes, adalah doa dan harapan—semoga suatu hari cukup terkumpul uang untuk mengobati sang istri. Namun hari demi hari, waktu berjalan, dan keadaan tak banyak berubah.

Sahabat, kita bisa menjadi bagian dari harapan Abah Idris. Uluran tangan kita bukan hanya memberi pengobatan untuk istrinya, tapi juga memberi Abah kesempatan melihat belahan jiwanya tersenyum kembali. Mari bersama-sama wujudkan impian sederhana ini—karena bagi Abah, kesembuhan sang istri adalah segalanya.
Baca selengkapnya ▾