Perjuangan seorang lansia rela berjalan 15Km untuk seribu rupiah demi bisa bertahan hidup.
Sahabat, Ini adalah Abah Damiri usianya sudah lebih dari 90 tahun.
Di usia yang seharusnya menjadi waktu istirahat dan menikmati masa tua, Abah justru masih harus berjuang keras demi bertahan hidup.
Setiap hari, Abah berjalan kaki lebih dari 15 kilometer menyusuri jalan demi jalan, memikul wajit (kue tradisional) Dari satu bungkus wajit yang dijual seharga Rp7.000, Abah hanya mendapat untung seribu rupiah saja, karena Wajit ini bukan milik abah sendiri tapi abah ngambil dari orang lain jadi keuntungan yang abah ambil gak besar.
Karena harus berjalan jauh di usianya yang makin renta , napas Abah sering terengah-engah. Tubuhnya semakin rapuh, abah sering sakit sakitan kadang dilanda pusing, sakit pinggang, dan kelelahan luar biasa sepulang berjualan. Tapi semua itu tak menghentikan Abah untuk terus melangkah, karena tak ada pilihan lain.
Di balik perjuangannya itu, abah masih harus merasakan ujian yang luar biasa dari yang maha kuasa yang menguji ketabahan dan kesabarannya, Abah pernah mengalami kejadian pahit—ditipu oleh pembeli dengan uang palsu. Saat itu, seseorang membeli wajit seharga Rp25.000 dan membayar dengan uang Rp100.000 palsu. Abah sudah memberikan kembalian, dan baru menyadari belakangan bahwa uangnya palsu. Karena wajit itu bukan milik Abah, ia tetap harus menyetor uang kepada pemilik wajit, meski harus merelakan uang pribadinya yang sudah sangat terbatas.
Sehari-hari, Abah berjualan sejak pagi hingga menjelang maghrib. Namun, hasilnya tak seberapa. Kadang hanya cukup untuk beli sedikit beras. Jika dagangan tak habis, Abah bukan hanya pulang dengan tangan kosong, tapi juga kena marah dari pemilik wajit.
Sering kali, Abah harus meminjam uang ke tetangga hanya untuk membeli lauk atau kebutuhan dasar lainnya. Bahkan, tak jarang Abah makan seadanya—daun singkong, atau hanya garam dan nasi. Miris dan tak tega melihat perjuangan Abah yang menjalani hari-hari dalam kesendirian dan keterbatasan.
Di tengah usia senja, Abah Damiri masih menanggung beban berat, sendirian.Tak ada keluarga yang menopang, tak ada jaminan untuk masa tua.
Mari kita bantu Abah Damiri agar bisa menikmati hari tuanya dengan lebih layak. Sedikit dari kita, bisa menjadi harapan besar untuk Abah.
Yuk teman-teman, bantu wujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan di masa senja Abah Damiri. Sekecil apapun donasi yang kamu berikan, akan sangat berarti untuk meringankan beban beliau.
Belum ada Fundraiser