“Kalau bisa telepon ayah dan ibu di surga, aku mau bilang terima kasih karena aku bisa jadi anak kuat..dan pastinya, aku kangen sama mereka.”
Nabila (9 tahun) dan Nila (6 tahun) adalah yatim piatu bersaudara. Ayah mereka meninggal lima tahun lalu karena sakit paru-paru sedangkan ibunya meninggal setelah melahirkan Nila akibat pendarahan.
Tanpa kedua orang tua yang melindungi, mereka berjuang untuk bertahan hidup termasuk kuat di saat dibully teman-teman di sekolah.
“Mereka ngeledek aku karena aku yatim piatu. Sebenarnya sedih, tapi aku nggak boleh tunjukin ke mereka kalau aku lemah, kak”, cerita Nabila sambil tersenyum tipis.
Sepulang sekolah, mereka berjalan belasan kilometer untuk berjualan tisu yang diberi harga Rp 5.000 per pack dengan keuntungan Rp 1.000 per packnya. Jika laku semua, mereka baru mendapatkan untung Rp 20.000. Keuntungan segitu tak cukup untuk menyambung hidup setiap harinya.
“Pernah cuman laku 2 tisu, pernah gak laku sama sekali. Waktu itu juga aku ditipu sama pembeli, dia beli tisu aku dan katanya mau ambil duit di ATM. Tapi udah aku tunggu 3 jam, orangnya gak balik lagi”, lanjut Nabila.
Saat Hujan Turun mereka beralih profesi sebagai Ojek payung keliling. Tak jarang tubuh dan tangan mereka menjadi keriput karena terkena dinginnya air hujan. Mereka tinggal di kos sempit bersama kakek nenek yang sudah sepuh.
Pekerjaan yang dilakukan Nabila dan Nila bukan paksaan dari kakek neneknya, melainkan keinginan mereka sendiri demi mencari biaya hidup tambahan.
#OrangBaik, yuk dukung perjuangan Nabila dan Nila bisa terus sekolah setinggi-tingginya tanpa takut terhalang biaya. Kirim bantuanmu dengan cara:
Donasi darimu tidak hanya disalurkan untuk Nabila dan Nila. Keduanya setuju dan memberikan izin ke Yayasan Bina Mulia Surabaya untuk menyalurkan bantuan galang dana ini ke penerima manfaat lainnya dengan kebutuhan serupa.
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik