Usia 85 tahun seharusnya menjadi masa istirahat, menikmati hari tua dengan tenang bersama keluarga. Namun, berbeda dengan Emak Rokayah, seorang lansia yang kini harus berjuang melawan tumor ganas di wajahnya.
Dulu, Emak Rokayah adalah seorang bidan desa (paraji) yang dipercaya membantu persalinan ibu-ibu di desanya, bahkan bekerjasama dengan puskesmas setempat. Siapa sangka, di usia senjanya, ia harus mengalami cobaan yang begitu berat.
Semua berawal dari kejadian yang tak terduga. Saat bekerja sebagai buruh tani memanen padi, sebutir padi yang masih memiliki cangkang keras dan tajam menusuk pelipis mata Emak. Awalnya, Emak mengira itu hanya luka kecil yang akan sembuh dengan sendirinya. Tapi ternyata, luka itu tak kunjung sembuh.
Bukan membaik, luka itu justru semakin membesar, bernanah, dan sempat mengeluarkan darah tanpa henti. Saat diperiksa, Emak didiagnosa menderita tumor. Untuk menghentikan pendarahan dan rasa sakit, keluarga Emak sudah berusaha membawanya ke puskesmas dan dokter, bahkan sampai menjual barang-barang, berutang, dan anak menantunya rela keluar dari pekerjaan demi biaya pengobatan.
Namun, perjuangan panjang selama 17 tahun itu belum juga memberikan hasil. Biaya pengobatan yang besar membuat keluarga kehabisan tenaga dan harta. Saat ini, pengobatan Emak terhenti karena keterbatasan biaya. Tumor di wajahnya terus membesar, membuat Emak kesakitan dan sulit beraktivitas.
Kini, harapan keluarganya adalah membawa Emak kembali berobat, melunasi hutang yang menumpuk, dan memiliki sedikit modal usaha agar mereka bisa bertahan hidup.
Sahabat baik, Emak Rokayah sudah terlalu lama menahan sakit. Mari kita ringankan beban beliau. Setiap donasi yang Anda berikan akan sangat berarti untuk pengobatan Emak dan kebutuhan hidup keluarganya.